PENDIDIKAN ITU PENTING...!
Pendidikan itu Penting..!
Oleh :MULYANTO,TE
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang harus
ditata, disiapkan, dan diberikan sarana dan prasarananya dengan harapan kita
dapat mendapatkan generasi muda yang kompetensi, yakni perpaduan antara
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terefleksikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidikan merupakan perwujudan dari tujuan negara ini
didirikan.Dengan demikian pendidikan merupakan kewajiban bagi semua warga
Negara yang harus dilaksanakan oleh negara untuk meningkatkan kemajuan Negara
tersebut. Tak ada satupun bangsa di dunia ini yang bisa maju dan tetap eksis
tanpa melalui pendidikan.Sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan adalah esensi
kehidupan manusia dalam bernegara.Pendidikan bagi suatu bangsa yang sedang
berkembang atau yang sedang maju, merupakan suatu hal yang sangat mendasar,
karena hal itu menyangkut masalah kualitas suatu bangsa. Maju dan mundurnya
suatu Negara ditentukan dari pendidikan yang diterapkan Negara tersebut. Sebab,
dengan pendidikan berarti suatu bangsa itu telah mempersiapkan generasi-generasi
bangsa siap hidup, yang sanggup meneruskan cita-cita bangsa Indonesia yang
telah dirintis oleh bapak-bapak pendahulu kita, yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Pendidikan di Indonesia kita tidak pernah lepas dari seorang
figur yang familiar dalam dunia pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.
Pelopor pendidikan dan sebagai bapak pendidikan dan juga merupakan salah satu
tokoh perjuangan dalam merebut kemerdekaan. Semangat dan kegigihan beliau sudah
sepantasnya menjadi teladan bagi kita semua dalam menuntut ilmu apalagi kita
saat ini hidup dalam era globalisasi. Dunia tanpa batas. Kita adalah sebagai
generasi penerus bangsa yang hidup ditengah-tengah persaingan global baik itu
dibidang ekonomi, teknologi dan informasi, dan juga dalam persenjataan dan
pertahanan. Dan juga kita hidup dalam kemajemukan baik suku, budaya, ras dan
agama yang mana semua itu menjadikan kita sebagai bangsa yang besar namun
disisi lain kesemuanya itu dapat menjadi bumerang bagi kita sendiri jika kita
masih hidup dalam dunia kebodohan. Tentu kita tidak ingin seperti dulu yang
mudah dipecah belah oleh negara luar dengan isu-isu sara,ras dan agama.
Menyikapi hal itu, sudah saatnya kita sadar bahwa pendidikan
adalah faktor terpenting agar kita mampu bersaing dengan negara-negara maju
seperti Amerika, Cina, Jepang, Inggris, Prancis dan negara-negara barat maupun
negara-negara eropa lainnya. Sudah saatnya bangsa ini menjadi bangsa yang
mandiri dalam segala aspek baik itu ekonomi, politik, budaya, teknologi dan
aspek-aspek lainnya dan kesemuanya itu tidak mungkin dapat terwujud tanpa
didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, disiplin dan
memiliki kepribadian yang berkarakter.
Sudahkah
kita menjadi bangsa yang mandiri? Harus kita akui, kita masih jauh dari semua
yang di cita-citakan para pejuang yang mendahului kita. Bahkan sangat miris
kita juga harus mengakui bahwa masih banyak di luar sana orang-orang yang tidak
mampu mengenyam pendidikan hanya karena faktor ekonomi dan sebagian lainnya
hanya sampai tingkat dasar karena rendahnya kesadaran tentang pentingnya
pendidikan. Mereka lebih memilih bekerja keras sejak usia dini untuk
mendapatkan penghidupan ketimbang duduk di bangku sekolah yang mereka anggap hanya
menambah beban hidup dan membuang-buang waktu. Masyarakat kecil merasakan
hidup semakin tidak mudah dijalani, sekadar mencari sesuap nasi dengan cara
yang harta halal dikejar-kejar satpol PP karena dianggap mengotori wajah kota.
Beban kehidupan bertambah berat seiring dengan kenaikan harga-harga akibat
pengelolaan ekonomi negara yang berbasis
riba.Oleh karena itu,banyak terdapat anak-anak yang putus sekolah.hidup ini
terasa mencekik mereka,pendidikan bagi mereka hanyalah mimpi indah yang selalu
menghiasi tidur mereka. Bagi mereka yang lemah iman, berbagai kesulitan yang dihadapi itu
mendorongnya melakukan tindak kejahatan. Berbagai bentuk kriminalitas mulai
dari pencopetan, perampokan maupun pencurian dengan pemberatan serta pembunuhan dan perbuatan tindak asusila,
budaya permisif, pornografi merajalela
dan menguat menjadi budaya “baru “.Bahkan kita sudah mengakui masuk ke dalam “lubang
biawak narkoba” sehingga negara,dalam hal ini pemerintah, menetapkan
Indonesia dalam keadaan darurat narkoba.Itu semua merupakan dampak penerapan
sistem kehidupan sekuleristik -materialistik
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,termasuk dalam pendidikan dan
kaderisasi formal masyarakat .Itu semua hasil pendidikan di negara kita.Dan
guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan di Indonesia berperan besar terhadap
perubahan negatif di masyarakat sebagai
akibat pelaksanaan sistem pendidikan sekuleristik dengan segala kebijakan
pendukungnya.
Dalam pandangan Penulis, hal itu terjadi karena lemahnya
kesadaran akan pentingnya pendidikan,dalam bahasa agama Islam, lemahnya
kesadaran disebut lemahnya iman dan terbatasnya ekonomi menjadi dua penyebab
terbesar para orang tua enggan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Selain itu
masyarakat kita belumlah menjadi masyarakat belajar.Oleh sebab itu untuk mencetak
generasi muda yang cerdas dan berkarakter sangat diperlukan peran aktif negara agar dapat tercipta
dukungan dari semua elemen. Pemerintah hendaknya memberikan kemudahan dan
meringankan bagi mereka yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi baik itu dengan
program-program sekolah gratis maupun tunjangan beasiswa lainnya.Memang
sekarang ada Kartu Indonesia Pintar,namun pemberian kartu tersebut hanya
mengacu pada kategori miskin saja dengan mengabaikan kategori prestasi.Sehingga
yang terjadi di lapangan banyak yang mendapat kartu Indonesia Pintar tidak
menjadi pintar karena motivasi belajarnya sangat rendah dan tidak berprestasi
sama sekali.Sehingga secara nyata negara rugi karena menghamburkan uang negara
hanya untuk memelihara siswa goblok dan tidak punya potensi kebaikan
sedikitpun.
Pembentukan
karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru
kurang tergarap secara serius. Pendidikan yang materialistik memberikan kepada siswa suatu basis pemikiran
yang serba terukur secara material serta memungkiri hal-hal yang bersifat non
materi. Bahwa hasil pendidikan haruslah
dapat mengembalikan investasi yang telah
ditanam oleh orang tua siswa.
Pengembalian itu dapat berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara
dengan nilai materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi yang sangat individual. Nilai transendental
dirasa tidak patut atau tidak perlu
dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan. Tempatnya telah digantikan oleh etik yang
pada faktanya bernilai materi juga. Ini semua merupakan “prestasi” dan
representasi dari keadaan sistem pendidikan yang
sekularistik-materialistik.Profesi guru dalam ranah sistem
sekuler-materialistik ini hanya ditempatkan sebagaimana pekerja lainnya,seperti
buruh,karyawan dan lain sebagainya.Tuntutan kerjanya hanya jam kerja dengan
target-target material yang dibuktikan dengan segala bentuk administrasi formal
sebagai bukti fisik kinerjanya.Suatu hal yang sangat diragukan akan
menghasilkan produk pendidikan dengan mental yang sehat.Terbukti dengan hasil
sebuah poll yang diadakan oleh sebuah media massa,yang menyatakan bahwa para
koruptor kebanyakan adalah orang pintar hasil didikan perguruan tinggi.
Lembaga-lembaga pendidikan hendaknya terus menggali dan
menerapkan sistem pendidikan yang bermutu dan untuk para orang tua hendaknya
menjadi motivator bagi anak-anak mereka untuk semangat menimba ilmu dan
terakhir kita sebagai pelajar hendaknya konsisten dan bersungguh-sungguh dalam
belajar dan menempuh pendidikan sampai ke jenjang tertinggi.
Dengan adanya dukungan dari semua komponen dan menyatukan
semua elemen dalam satu pemikiran dan cita-cita untuk memajukan bangsa kita,
bukan sesuatu yang mustahil suatu ketika nanti negara ini akan mampu menjadi
negara yang besar,dengan warganya yang memiliki rasa kebangsaan yang kuat
,cerdas, maju, dan disegani oleh negara lain. Terlebih lagi Indonesia pada
hakikatnya adalah negara yang kaya akan sumberdaya alamnya dan jika dikelola
dengan sumberdaya manusia yang cerdas dan berkualitas tentu sangat mudah untuk
menjadikan negara ini sebagai negara yang kuat mandiri dalam bidang ekonomi.
&&&
Komentar