UMBUT MUDA BERKARYA

Karangan Narasi dan Cara Menyusunnya — Universitas Ciputra ...

CERPEN BELLA .A

CINTA UNTUK AQILLA BAGIAN 2

      “Ting tong..!”,bunyi bel pintu mengetuk pendengaran Qilla yang sedang melamun.Sementara Papa dan  Mamanya berada di kamar menyiap-nyiapkan barang-barang yang bakal dibawa besok pagi.
    “Qilla,tolong buka pintunya! Tengok siapa itu yang datang ! Nggangguin aja..orang sedang sibuk !”,teriak Papa dari kamarnya.
     Dengan malas Qilla bangkit dari tempat tidurnya.Kamarnya masih berantakan dengan barang-barang yang belum dipak.Kakinya dengan enggan melangkah ke pintu depan.Dan.....
     “Assalamu ‘alaikum..”,ucap sosok di depan pintu yang dibuka Qilla dengan rasa malas tadi.Sesaat Qilla tegak membatu.Mulutnya terkunci,lalu....
     “Bibi..!!”,teriak Qilla gembira.Sangat gembira.Dipeluknya wanita di depannya itu dengan erat seakan tak akan dilepaskannya lagi.Beberapa butir air meleleh dari sudut matanya.Wanita itu,ternyata Bi Yanti yang tadi pagi sudah disuruh pulang oleh Papanya.
     “Siapa yang datang Qilla?”,kata Papanya sambil keluar dari kamar diiringi isterinya.
     “Bi Yanti,Pah !”,jawab Qilla.”Ayo Bik,masuk !”,kata Qilla sambil menggamit lengan Bi Yanti dengan mesra.
     “Lho,kok balik lagi ? ada yang ketinggalan Bi Yanti ?”,kata Papa Qilla dengan penuh keheranan.Begitu pun Mama Qilla.
     “Maafkan saya ,Pak.Sebenarnya saya tadi sudah berangkat ke terminal mau balik kampung,tapi saya bingung.Ke mana saya akan menuju.Tak ada lagi sanak di kampung.Rumah dikampung pun sudah dikuasai keluarga suami saya setelah itu meninggal.Lagi pula ,maaf....,rasanya kok nggak tega.Selama ini saya numpang hidup pada Bapak,sekarang Bapak sekeluarga sedang repot menyiapkan pindah kok saya tinggal.Maka saya kembali ke sini maksud saya saya ingin membantu beres-beres barang yang mau dibawa pindah besok..”,Bi Yanti menjelaskan.
     “O,begitu “,Papa dan Mama Qilla mengangguk mengerti.
     “Pah,biarkan Bi Yanti ikut kita pindah ya?!”,pinta Qilla dengan wajah melas.”Kasihan ia nggak punya sanak lagi”.
     “Sebenarnya Papa Mamamu nggak punya niat menyuruhnya pulang kampung , Qilla.Hanya Mama khawatir ia nggak ingin ikut kita pindah lebih jauh dari kampung halamannya.Kalau ternyata ia nanti nggak kerasan di Bandung gimana apa Mama harus mengantarnya pulang kampung?”,kata Papa Qilla.
     “Kalau begitu biar Bi Yanti ikut Qilla pindah ke Bandung.Ya kan Bik,..mau kan Bik?”,kata Qilla sambil tangannya menggoyang goyangkan tangan Bi Yanti dengan manja.”Boleh kan Pah..,Mah ?”pinta Qilla sambil matanya menatap wajah Papa dan Mamanya berganti-ganti.
     “Iya Pa,mengingat Bi Yanti telah ikut kita sejak Qilla kecil,maka lebih baik jika bawa ia pindah ke Bandung.daripada nanti kita repot mencari pembantu lagi di sana”,kata Mama Qilla menyetujui .
     “Ya,itu terserah Bi Yanti saja”,kata Papa Qilla
     Mata Qilla menatap wajah Bi Yanti penuh harap.Ditatap begitu rupa oleh anak majikan yang ia sayangi sebagaimana anaknya sendiri maka Bi Yanti tak lagi kuasa menolak.Ke mana lagi sisa umurnya akan ia labuhkan kalau bukan ke anak majikan kesayangannya itu?Dengan anggukan kepala yang pelan Bi Yanti setuju.
     “Yes....,Ayo Bi bantu aku memberesi barang di kamarku ! “ kata Qilla sambil tanganya meranik lengan Bi Yanti menuju kamarnya.
     Papa dan Mama Qilla geleng-geleng kepala melihat tingak anak gadisnya itu.Mereka pun melangkah kembali ke kamar untuk melanjutkan membereskan barang.
     Semuanya sibuk menyiapkan barang barang Yang akan di bawa ke Bandung bukan hanya saja pemilik rumah yang menyiapkan keperluan tapi juga Bi Yanti ikut menyiapkan barang barang yang akan dibawa untuk mengikuti kemana keluarga majikannya tinggal. Ia selalu setia bekerja pada keluarga Dhani Dermawan sejak 17 tahun silam namun berbeda dengan Qilla yang tampak malas untuk mempersiapkan keperluan pindahan terpancar kekesalan dan kemarahan  dari raut wajahnya. pindahnya tempat tinggal membuat Qilla tak bahagia. Meskipun sekarang ia dibantu Bi yanti memberesi barang-barang tersebut.Sejujurnya anak tunggal itu sudah sangat lelah jika harus sekolah di tempat berbeda setiap tahun terhitung semenjak dirinya menginjak pendidikan di Sekolah Dasar sampai Ia menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas. 
     Pandangan Qilla tak berpaling dari luar jendela mobil. Senyuman manis tak tampak di raut wajah cantiknya Bi Yanti yang duduk di sebelahnya hanya bisa terdiam memperhatikan tanpa bertanya. Dirinya tahu jika gadis di sebelahnya sedang sedih karena harus meninggalkan rumah lama. Sementara di jok depan  Pak Dhani dan Bu Susi tampak senang .Pikiran keduanya hanya tentang keuntungan dari Bisnis yang akan mereka dapatkan.Salah satu bisnis yang tengah di jalanani adalah bisnis berlian. Pak Dhani dapat di katakan orang yang sangat kaya raya karena selain memiliki banyak bisnis di luar kota, Ia juga seorang pengusaha sukses di bidang makanan dirinya memiliki banyak cabang restoran di beberapa kota.
     Dua jam lamanya Qilla berada dalam mobil dari Jakarta menuju Bandung akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang Ia dan keluarganya tiba di rumah baru yang terletak di kompleks perumahan orang orang kaya. Setelah turun dari dalam mobil Qilla memperhatikan rumah barunya.
     " Ayo kita masuk..! “Ajak Pak Dhani sembari berjalan menuju pintu rumah.
     " Ujang, Bi Yanti. bawa semua barang barang di mobil ke dalam ya! " perintah Bu Susi ,Mama Qilla ke sopir dan pembantunya.
    " Iya Nyonya ... " jawab serempak Bi Yanti dan Pak Ujang sopir pribadi mereka.

***
     Belajar di sekolah baru membuat Qilla tak canggung lagi ketika bertemu dengan teman teman baru baginya sudah kebiasaan setiap tahun berjumpa dengan orang orang asing  dan beradabtasi dengan lingkungan baru di sekolah. Dengan di antar sopir hari ini menjadi hari pertama Qilla kembali bersekolah di salah satu SMA swasta yang berada tidak jauh dari rumahnya. 
    " Berhenti di sini saja Pak. Enggak usah sampai ke dalam ngantarnya " 
     Permintaan itu di patuhi oleh Pak Ujang. Mobil hitam itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah. sebelum turun Qilla melirik matanya ke siswa siswi yang berjalan melewati mobilnya.
    " Qilla sekolah dulu ya Pak Assalamu'alaikum" ucap Qilla sembari turun dari mobil tanpa menunggu balasan salam dari sopirnya itu.Papanya tak bisa mengantarnya ke sekolah barunya itu.Ia hanya berpesan agar Qilla menemui kepala sekolah di ruang kantornya.”Papa sudah telepon kepala sekolah,dah beres tinggal kamu temui saja di kantornya “,kata Papa Qilla sebelum berangkat tadi.
    " Sekolah sebesar ini nyari ruang Kepsek dimana coba? " gumam Qilla dalam hati, matanya pun melirik sekeliling. Tak lama Ia kembali berjalan berharap menemukan ruang Kepala Sekolah. Gadis cantik itu terus menerus berjalan tanpa melihat ke arah  depan hingga dirinya menabrak seorang siswi yang mengenakan jilbab putih.
" Sorry. Aku enggak sengaja " pandangan Qilla tertuju pada siswi di hadapannya.
" Iya tidak apa apa aku juga salah tadi jalan enggak lihat lihat. "
" Sepertinya aku enggak pernah lihat kamu sebelumnya di sekolah ini. Kamu murid baru ya? " sambung Siswi itu ramah.
" O iya. Aku baru di sekolah ini, kenalin aku Qilla nama kamu siapa? " jawab Qilla menjulurkan tangan kanannya sembari memperkenalkan diri.
" Aku Wulan. " jawab singkat siswi itu tersenyum manis saat berjabat tangan dengan Qilla.
" O,iya. Aku lagi cari ruang Kepsek kamu bisa anterin aku enggak? " tanya Qilla meminta tolong.
" Boleh, ayo aku antar kamu ke ruang Kepsek "
     Dengan senang hati Wulan mengantar Qilla ke ruang Kepala Sekolah. Sikapnya yang ramah dan tampak baik membuat Qilla penasaran akan sosok gadis remaja di sampingnya. Sambil jalan menuju ruang kepsek pandangan Qilla tertuju ke sekitar sekolah dirinya tak menyangka jika lingkungan pendidikannya kini begitu bersih apalagi taman di hiasi dengan kreasi simple namun indah di pandang. Akankah Qilla mendapatkan kenyaman, ketentraman, dan berakhlak baik di sekolah ini?
     Kelas XII IPA II merupakan kelas untuk Aqilla Zahra Dermawan. Setelah perkenalan Qilla di persilahkan duduk di samping siswi yang sudah tidak asing di penglihatan matanya. " Wulan " Ya gadis berhijab sekelas dengannya.Dan gadis  itulah akan sebangku dengan Qilla. Kedua gadis remaja itu saling tersenyum penuh rasa senang karena dipertemukan kembali setelah sempat berpisah beberapa menit.  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUANG KATA

UMBUT MUDA BERKARYA

RUANG CERPEN