UMBUT MUDA BERKARYA

CERPEN BERSAMBUNG
Karangan Narasi dan Cara Menyusunnya — Universitas Ciputra ...

CINTA UNTUK AQILLA BAGIAN 3
CERPEN BELLA.A
         Guru matematika menyudahi pelajarannya. Siswa siswi satu persatu keluar dari kelas setelah lonceng di bunyikan namun tidak untuk Aqilla yang tak ingin keluar dari kelas barunya.Matanya memperhatikan beberapa orang siswi tengah mengobrol dengan canda tawa kebahagian.Qilla terdiam pandangannya pelan menunduk sesaat Qilla dibaluri rasa aneh ketika memperhatikan sesuatu yang belum pernah dia rasakan dalam hidupnya. Teman.Ya dirinya tak pernah punya teman akrab . Karena tidak pernah memiliki teman itulah yang membuat Qilla tidak pernah merasakan canda tawa bersama teman . Hidupnya penuh dengan keseriusan .Dan tidak suka bergaul dengan orang orang,karena pengalaman mengajarinya bahwa berteman itu merugikan dirinya ,berteman itu ia selalu dimanfaatkan karena memiliki uang .Orang mendekatinya dan mau berteman sekedar numpang kenikmatan.Orang tuanya membuat Qilla tak percaya dengan pertemanan apalagi persahabatan.Menurutnya tidak ada seorangpun temannya selama ini yang tulus padanya selain Bi Yanti.
     " Qilla, kamu udah sarapan? " Tanya Wulan yang tengah berdiri hendak pergi keluar.
" Belum ", jawab singkat Qilla setelah lama terdiam, pandangannya ikut beralih kepada Wulan yang tiba-tiba sudah di sampingnya.
" Kalo gitu, kita ke kantin yuk ! ", ajak Wulan tersenyum.
" Hmm.enggak deh! Aku males keluar ", tolak Qilla dengan nada bicaranya yang halus.
" Yasudah kalau begitu aku ke kantin dulu ya"

***
" Teng.. !Teng...! Teng..!" Lonceng kembali menggetarkan gendang telinga Qilla dan siswa siswi lain. Suasana seluruh kelas menjadi gaduh oleh siswa-siswa yang gembira ,seakan kuda lepas dari kandang meringkik k berlarian berburu cepat mencapai pintu.Murid kelas XII IPA II sibuk memasukkan buku dan alat tulis lain ke dalam Tas masing masing. Qilla yang tengah santai ingin memasukkan buku ke Tasnya harus terhenti ketika melihat Wulan terburu buru mengenakan Tas di punggungnya serta mengikat kembali tali sepatunya yang terlepas.
   " Wulan, kamu kenapa seperti terburu buru gitu? " tanya Qilla yang terheran.
" Aku harus cepat cepat pulang nih Qilla..Ini saatnya aku harus jualan "
" Jualan?maksudnya Kamu kerja? "
" iya, yaudah kalo aku pulang dulu.       Assalamu'alaikum !"
**
Sudah lima belas menit Pak Ujang menunggu kedatangan Qilla di depan gerbang namun batang hidung Qilla tak kunjung terlihat padahal lonceng pulang sudah terdengar.
" Kenapa Non Qilla belum keluar juga ya..? " gumam Pak Ujang seakan pertanyaan itu dilontarkannya pada seseorang. Lelaki yang sudah lama bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Dermawan gelisah meskipun ia mencoba bersabar menunggu Qilla, Ia berharap majikan mudanya itu akan segera menemuinya meskipun tidak ada tanda tanda Qilla akan menghampiri dirinya.
Pak Ujang tiba di rumah tanpa Qilla  kebingungan merasuki dirinya, bagaimana tidak Ia bingung harus mengatakan apa pada majikannya jika gadis yang baru saja pindah sekolah itu tiba tiba tidak ada ketika di jemput  seolah menghilang tanpa kabar. Ya hampir setengah jam Pak Ujang menunggu di sekolah namun Qilla benar benar tidak terlihat. Tapaknya pun tidak.
" Qilla sudah tidak ada di kelas Pak" itulah jawaban yang diberikan teman sekelas Qilla saat Pak Ujang nanya .
" Apa  Non Qilla sudah pulang? Lebih baik aku tanya Bi Yanti aja untuk memastikan " gumam Pak Ujang dalam hatinya tangan kanannya bergerak mengambil Handphone di saku baju yang dikenakan.

" Non, Qilla belum pulang " jawab Bi Yanti saat telepon terhubung. Apa yang di katakan Bi Yanti membuat Pak Ujang kebingungan,Ia mulai merasakan kekhawatiran."Waduh mati aku ...!"
Bi Yanti menghampiri Pak Ujang dengan rasa takut dan penuh kekhawatiran.Ia ingin mendapatkan kejelasan itulah yang di harapkan wanita tua itu saat lelaki di hadapannya kini  baru saja tiba
"Ujang, Non Qilla mana? "
" Saya juga tidak tahu Bi. Non Qilla tidak ada di sekolah saat saya datang menjemput. "
" terus kalo Tuan sama Nyonya tanya Non Qilla gimana? Kita harus jawab apa? Bi Yanti tampak panik.
" Kita berdoa saja Bi semoga sebelum Tuan sama Nyonya pulang, Non Qilla sudah pulang duluan" jawab Pak Ujang berusaha tenang meskipun sebenarnya Ia merasakan panik dan khawatir.

Sore telah menghampiri bumi Indonesia. jam sudah menunjukkan pukul 16: 45 WIB Qilla pun tak kunjung pulang. Pikiran kedua pekerja Pak Dhani itu sudah kacau, hal pertama yang di takutkan Pak Ujang dan Bi Yanti adalah keselamatan Qilla rasa takut akan terjadi sesuatu  yang tidak di inginkan sangat menghantui mereka berdua. " di manakah Qilla? Mengapa Handphonenya tidak aktif? Apa yang tengah terjadi padanya? " masih banyak lagi pertanyaan yang ingin di ketahui jawabannya oleh Bi Yanti dan Pak Ujang.

BERSAMBUNG


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUANG KATA

UMBUT MUDA BERKARYA

RUANG CERPEN