UMBUT MUDA BERKARYA
CERPEN BERSAMBUNG
BELLA .A
CINTA UNTUK AQILLA Bagian 4
KARYA BELLA.A
Didorong rasa penasaran dan ingin tahu yang sangat,diam diam Qilla mengikuti Wulan dari jarak yang tak terlalu jauh.Dengan hati hati jangan sampai ketahuan oleh Wulan ia berjalan di belakang gadis berjilbab itu. Kini mereka berdua melewati gang kecil memasuki kampung. Ia sempat bingung dengan dirinya sendiri,apa yang aku cari?Mengapa aku mengikutinya,padahal tadi Wulan menolak diajaknya bareng ?.Tidak mengerti Qilla dengan dirinya sendiri mengapa begitu penasaran, sangat ingin mengetahui sosok Wulan lebih mendalam .Menurutnya gadis yang sebangku dengannya itu berbeda dengan orang orang yang pernah Ia kenal. Tapi apakah itu saja alasannya?Entahlah.Qilla sudah berjalan menempuh perjalanan cukup jauh,makin jauh ia dari mobil dan Mang Ujang yang menunggunya di depan sekolah, namun belum juga kelihatan si Wulan tiba di tempat tujuan. Qilla bertanya tanya di manakah rumah Wulan? Ke manakah Wulan akan pergi?
Mengapa Ia terus berjalan tanpa tujuan? Apakah Wulan tinggal di suatu tempat yang jauh? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Qilla hingga karena terlalu sering melamun,ia kehilangan jejak ketika sejenak pandangannya beralih fokus membenarkan tali sepatu yang lepas ketika kakinya dipakai berjelan cepat mengikuti langkah Wulan yang berjalan semakin cepat.
" Wulan kemana? Kenapa cepat banget perginya sih?Eh Apa ia tahu aku mengikutinya? " ucap Qilla sambil menghentikan langkah kainya ,melirik menebarkan pandangan ke sekeliling berharap kembali melihat Wulan. Namun ia harus kecewa karena apa yang ia cari tak juga kelihatan.Bahkan tapak kaki Wulan pun tak berbekas di tanah.Qilla yang sudah kehilangan jejak keberadaan Wulan.
Setelah beberapa saat termangu Qilla tersadar.Tangannya merogoh tas mengambil Handphone.Ia berniat menelpon dan meminta Pak Ujang menjemputnya.Tapi baru saja ingin mencari kontak Pak Ujang HP nya berbunyi “kluntung...!! kluntung...! “ terus padam.Qilla merasa kesal benda elektronik itu tidak bersahabat lagi tepat pada saat ia membutuhkannya.
Qilla memalingkan pandangannya melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya "Sudah 14: 50 WIB..!" seakan-akan jam itu berkata berbisik padanya. Qilla kehabisan kata-kata,Ia menghela nafas, kakinya melangkah berbalik arah .
"Sepi banget sih di sini. Enggak Ada tukang ojek apa? " ucap Qilla setelah dilihatnya tempat itu sangat sepi tak ada lalu lalang kendaraan satu pun.Tadinya ia berharap ada ojek yang melintas.Alangkah kesal hatinya ketika tidak seorang ojek pun yang melintas di jalan .Maka dengan sangat terpaksa Ia harus berjalan beberapa KM untuk tiba di jalan raya.
***
Qilla tiba di rumah dengan tubuh penuh rasa lelah. Langkah gadis berambut panjang itu terhenti di seberang jalan saat dari jauh ia melihat kedua pembantu rumahnya terlihat penuh cemas .Pak Ujang terlihat berjalan mondar-mandir antara mobil dengan pintu gerbang rumah.Sementara Bi Yanti terlihat meremas-remas ujung bajunya dengan sesekali menjulurkan leher melihat ke arah jalan.Kelihatan benar mereka berdua khawatir ,gelisah,dan. tampak begitu jelas Pak Ujang dan Bi Yanti tidak tenang .
"Ah,andai saja yang merasa khawatir dan cemas seperti itu Papah dan Mamah, bukan mereka berdua ",kata Qilla dalam hati berandai-andai. Gadis cantik berambut panjang itu melangkah masuk kerumah dengan mengucap salam. Kehadiran Qilla membuyarkan kekhawatiran dan kecemasan yang dirasakan oleh kedua pembantu rumahnya itu.
Pak Ujang seketika mengangkat kedua tangannya lalu mengusap wajahnya ‘”Al hamdulillah !”.Hilang rasa khawatir seketika berganti raut mukanya penuh rasa syukur. Senyuman terlihat di raut wajah mereka berdua.
" Non Qilla, Non dari mana saja? Kenapa enggak mengkabari Bibi? " pertanyaan itu langsung di lontarkan Bi Yanti
" Non Qilla enggak kenapa- napa,kan?" Tanya Pak Ujang pula.
Antara bahagia dan sedih Qilla memandang mereka berdua tanpa satu patah katapun keluar dari mulutnya.Itulah Qilla. Hatinya dipenuhi rasa yang aneh.Antara bahagia dan sedih.Bercampur aduk menjadi satu. Apakah ini yang dinamakan bahagia ?Ya mungkin ia bahagia karena ada yang menyayangi dirinya penuh kasih sayang ketulusan, namun sedihnya Ia tidak mendapatkan dari yang ia sangat harapkan .Dari orang tuanya.Pancaran senyuman yang manis dari Qilla menjadi jawaban atas pertanyaan dari dua orang penasaran yang berada di hadapannya.
" Bi, Pak Ujang Aku gapapa,kok. kalian jangan khawatir Qilla bisa jaga diri"
" Terus kenapa waktu Pak Ujang jemput Non enggak ada di sekolah?"
" Tadi Qilla ngerjain tugas kelompok. Batere Handphone habis.jadi nggak bisa menghubungi. O,iya Bi, Pak Ujang, Qilla ke kamar dulu ya mau istirahat capek jalan tadi !"kata Qilla sambil kakinya melangkah ke dalam rumah diiringi pandangan kedua pembantu rumahnya yang masih diliputi rasa penasaran.Sedang Pak Ujang menghela napas sambil mengangkat bahu hatinya masih dibalut rasa bersalah.
***
Untuk tiba di kamarnya yang berada di lantai dua Ia harus naik tangga satu persatu. Cairan beningpun tak tertahan menetes deras dari matanya, membasahi pipinya yang Chubby. Sejenak ia menolehkan pandangan ke belakang memperhatikan perginya kedua orang yang memberikan sentuhan cinta untuknya. Qilla melepaskan tas dari punggungnya, Langkah gadis yang lahir 17 tahun silam di Kota Jakarta itu terhenti ketika berada di kamarnya, namun kembali melangkahmendekati meja belajrnya. Sesaat matanya melirik ke sebuah foto terletak di atas meja tersebut. Terdiam ia.Membisu bagai patung dewi Tara. Cairan bening itu kembali menetes dari sudut matanya. Perlahan tangannya mengambil foto yang di liriknya tadi, memandang tanpa mengeluar satu kata apapun. Lalu..
" Aku benci kalian....!! Aku Benci...!!" Teriak Qilla membanting foto dirinya bersama Papah dan Mamahnya. Ia menangis sejadi jadinya Marah, kesal, emosi muncul dalam diri. Air mata yang tadi tertahan menetes pelan,kini mengalir deras bak guyuran hujan yang deras disertai bunyi petir.Ya,petir kemarahan,kesedihan, keputusasaan.Petir yang selama ini terakumulasi dalam hati karena harapannya tak terpenuhi.
" Aku benci Mamah Papah !! Aku benci...!! " Qilla mensobek foto yang tergambar kebahagiaan yang di anggapnya hanyalah kebahagian palsu penuh pencitraan.
Kesibukan orang tua yang membuatnya seperti anak yatim dititipkan di panti asuhan sungguh sangat menyiksa Qilla, Tangisnya kini mengungkap betapa hatinya sangat sedih .Ia tak berharap apa-apa dari Papa mamanya.Ia hanya ingin Papa Mamanya menyadari bahwa semua uang yang mereka kejar itu tidak mampu membeli, atau mendatangkan kebahagian yang sangat ia dambakan. Perhatian, kasih sayang yang diharap Qilla dari Mama dan Papa padanya bukan dari Bi Yanti dan PakUjang .Meskipun keduanya sangat menyayanginya,namun tetap saja mereka bukan orang tuanya yang sebenarnya.Qilla tahu agamanya mengajarkan bahwa kedudukan orang tua tak bisa digantikan oleh siapapun.Itulah sebabnya ia sangat kecewa,sedih dan putus asa......
BELLA .A
CINTA UNTUK AQILLA Bagian 4
KARYA BELLA.A
Didorong rasa penasaran dan ingin tahu yang sangat,diam diam Qilla mengikuti Wulan dari jarak yang tak terlalu jauh.Dengan hati hati jangan sampai ketahuan oleh Wulan ia berjalan di belakang gadis berjilbab itu. Kini mereka berdua melewati gang kecil memasuki kampung. Ia sempat bingung dengan dirinya sendiri,apa yang aku cari?Mengapa aku mengikutinya,padahal tadi Wulan menolak diajaknya bareng ?.Tidak mengerti Qilla dengan dirinya sendiri mengapa begitu penasaran, sangat ingin mengetahui sosok Wulan lebih mendalam .Menurutnya gadis yang sebangku dengannya itu berbeda dengan orang orang yang pernah Ia kenal. Tapi apakah itu saja alasannya?Entahlah.Qilla sudah berjalan menempuh perjalanan cukup jauh,makin jauh ia dari mobil dan Mang Ujang yang menunggunya di depan sekolah, namun belum juga kelihatan si Wulan tiba di tempat tujuan. Qilla bertanya tanya di manakah rumah Wulan? Ke manakah Wulan akan pergi?
Mengapa Ia terus berjalan tanpa tujuan? Apakah Wulan tinggal di suatu tempat yang jauh? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Qilla hingga karena terlalu sering melamun,ia kehilangan jejak ketika sejenak pandangannya beralih fokus membenarkan tali sepatu yang lepas ketika kakinya dipakai berjelan cepat mengikuti langkah Wulan yang berjalan semakin cepat.
" Wulan kemana? Kenapa cepat banget perginya sih?Eh Apa ia tahu aku mengikutinya? " ucap Qilla sambil menghentikan langkah kainya ,melirik menebarkan pandangan ke sekeliling berharap kembali melihat Wulan. Namun ia harus kecewa karena apa yang ia cari tak juga kelihatan.Bahkan tapak kaki Wulan pun tak berbekas di tanah.Qilla yang sudah kehilangan jejak keberadaan Wulan.
Setelah beberapa saat termangu Qilla tersadar.Tangannya merogoh tas mengambil Handphone.Ia berniat menelpon dan meminta Pak Ujang menjemputnya.Tapi baru saja ingin mencari kontak Pak Ujang HP nya berbunyi “kluntung...!! kluntung...! “ terus padam.Qilla merasa kesal benda elektronik itu tidak bersahabat lagi tepat pada saat ia membutuhkannya.
Qilla memalingkan pandangannya melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya "Sudah 14: 50 WIB..!" seakan-akan jam itu berkata berbisik padanya. Qilla kehabisan kata-kata,Ia menghela nafas, kakinya melangkah berbalik arah .
"Sepi banget sih di sini. Enggak Ada tukang ojek apa? " ucap Qilla setelah dilihatnya tempat itu sangat sepi tak ada lalu lalang kendaraan satu pun.Tadinya ia berharap ada ojek yang melintas.Alangkah kesal hatinya ketika tidak seorang ojek pun yang melintas di jalan .Maka dengan sangat terpaksa Ia harus berjalan beberapa KM untuk tiba di jalan raya.
***
Qilla tiba di rumah dengan tubuh penuh rasa lelah. Langkah gadis berambut panjang itu terhenti di seberang jalan saat dari jauh ia melihat kedua pembantu rumahnya terlihat penuh cemas .Pak Ujang terlihat berjalan mondar-mandir antara mobil dengan pintu gerbang rumah.Sementara Bi Yanti terlihat meremas-remas ujung bajunya dengan sesekali menjulurkan leher melihat ke arah jalan.Kelihatan benar mereka berdua khawatir ,gelisah,dan. tampak begitu jelas Pak Ujang dan Bi Yanti tidak tenang .
"Ah,andai saja yang merasa khawatir dan cemas seperti itu Papah dan Mamah, bukan mereka berdua ",kata Qilla dalam hati berandai-andai. Gadis cantik berambut panjang itu melangkah masuk kerumah dengan mengucap salam. Kehadiran Qilla membuyarkan kekhawatiran dan kecemasan yang dirasakan oleh kedua pembantu rumahnya itu.
Pak Ujang seketika mengangkat kedua tangannya lalu mengusap wajahnya ‘”Al hamdulillah !”.Hilang rasa khawatir seketika berganti raut mukanya penuh rasa syukur. Senyuman terlihat di raut wajah mereka berdua.
" Non Qilla, Non dari mana saja? Kenapa enggak mengkabari Bibi? " pertanyaan itu langsung di lontarkan Bi Yanti
" Non Qilla enggak kenapa- napa,kan?" Tanya Pak Ujang pula.
Antara bahagia dan sedih Qilla memandang mereka berdua tanpa satu patah katapun keluar dari mulutnya.Itulah Qilla. Hatinya dipenuhi rasa yang aneh.Antara bahagia dan sedih.Bercampur aduk menjadi satu. Apakah ini yang dinamakan bahagia ?Ya mungkin ia bahagia karena ada yang menyayangi dirinya penuh kasih sayang ketulusan, namun sedihnya Ia tidak mendapatkan dari yang ia sangat harapkan .Dari orang tuanya.Pancaran senyuman yang manis dari Qilla menjadi jawaban atas pertanyaan dari dua orang penasaran yang berada di hadapannya.
" Bi, Pak Ujang Aku gapapa,kok. kalian jangan khawatir Qilla bisa jaga diri"
" Terus kenapa waktu Pak Ujang jemput Non enggak ada di sekolah?"
" Tadi Qilla ngerjain tugas kelompok. Batere Handphone habis.jadi nggak bisa menghubungi. O,iya Bi, Pak Ujang, Qilla ke kamar dulu ya mau istirahat capek jalan tadi !"kata Qilla sambil kakinya melangkah ke dalam rumah diiringi pandangan kedua pembantu rumahnya yang masih diliputi rasa penasaran.Sedang Pak Ujang menghela napas sambil mengangkat bahu hatinya masih dibalut rasa bersalah.
***
Untuk tiba di kamarnya yang berada di lantai dua Ia harus naik tangga satu persatu. Cairan beningpun tak tertahan menetes deras dari matanya, membasahi pipinya yang Chubby. Sejenak ia menolehkan pandangan ke belakang memperhatikan perginya kedua orang yang memberikan sentuhan cinta untuknya. Qilla melepaskan tas dari punggungnya, Langkah gadis yang lahir 17 tahun silam di Kota Jakarta itu terhenti ketika berada di kamarnya, namun kembali melangkahmendekati meja belajrnya. Sesaat matanya melirik ke sebuah foto terletak di atas meja tersebut. Terdiam ia.Membisu bagai patung dewi Tara. Cairan bening itu kembali menetes dari sudut matanya. Perlahan tangannya mengambil foto yang di liriknya tadi, memandang tanpa mengeluar satu kata apapun. Lalu..
" Aku benci kalian....!! Aku Benci...!!" Teriak Qilla membanting foto dirinya bersama Papah dan Mamahnya. Ia menangis sejadi jadinya Marah, kesal, emosi muncul dalam diri. Air mata yang tadi tertahan menetes pelan,kini mengalir deras bak guyuran hujan yang deras disertai bunyi petir.Ya,petir kemarahan,kesedihan, keputusasaan.Petir yang selama ini terakumulasi dalam hati karena harapannya tak terpenuhi.
" Aku benci Mamah Papah !! Aku benci...!! " Qilla mensobek foto yang tergambar kebahagiaan yang di anggapnya hanyalah kebahagian palsu penuh pencitraan.
Kesibukan orang tua yang membuatnya seperti anak yatim dititipkan di panti asuhan sungguh sangat menyiksa Qilla, Tangisnya kini mengungkap betapa hatinya sangat sedih .Ia tak berharap apa-apa dari Papa mamanya.Ia hanya ingin Papa Mamanya menyadari bahwa semua uang yang mereka kejar itu tidak mampu membeli, atau mendatangkan kebahagian yang sangat ia dambakan. Perhatian, kasih sayang yang diharap Qilla dari Mama dan Papa padanya bukan dari Bi Yanti dan PakUjang .Meskipun keduanya sangat menyayanginya,namun tetap saja mereka bukan orang tuanya yang sebenarnya.Qilla tahu agamanya mengajarkan bahwa kedudukan orang tua tak bisa digantikan oleh siapapun.Itulah sebabnya ia sangat kecewa,sedih dan putus asa......
Komentar