UMBUT MUDA BERKARYA
CERPEN BERSAMBUNG
CERPEN BELLA .A
CINTA UNTUK AQILLA.
BAGIAN 5
Karya: BELLA ANJANI.
**
Qilla terdiam memperhatikan orang tuanya yang selalu sibuk setiap hari termasuk hari minggu dimana pada umumnya seorang pekerja di liburkan namun tidak untuk Mama dan Papanya meski hari libur mereka tetap bekerja di rumah. Tak heran jika Ia sangat iri pada teman temannya bagaimana tidak, orang tuanya itu selalu pergi pagi, pulang malam. Tidak ada waktu untuk berkumpul, tidak ada waktu untuk bercerita, bahkan untuk jalan jalan saja mereka tidak ada waktu. Mengapa yang di pikirkan Mama dan Papa cuma kerja dan harta? Apa mereka pikir bahagia dengan semua ini? Begitulah pertanyaan yang di ucapkan Qilla dalam hatinya saat Ia mengitip Papanya di balik pintu yang terbuka kecil.
Ya.. Mungkin saja apa yang dipikirkan Qilla benar, jika orang tuanya seolah gila harta apalagi Papanya sangat semangat bekerja tanpa henti mengumpul harta yang pada hakikatnya harta tidak akan di bawa mati. Mirisnya lagi sepasang suami istri itu meninggalkan kewajibannya sebagai muslim hanya untuk memperoleh kesenangan duniawi, shalat salah satu kewajiban yang sengaja di tinggalkan. Acuh dan tidak memperdulikan panggilan dari sang pencipta itulah yang di lakukan orang tua Qilla.
" Mah, Pah kita sebagai muslim wajib shalat, amal pertama Kali yang di hisab di akhirat nanti itu Shalat." Nasehat Qilla tadi malam ketika mengajak orang tuanya shalat berjamaah, tapi ajakan itu di tolak Mama dan Papanya dengan alasan masih banyak kerjaan yang harus di selesaikan.
Pendidikan agama sangatlah penting dari pendidikan dunia tak ada satupun orang tuanya mengajarkan dirinya tentang ilmu agama sejak kecil cara shalat dan wudhu pun Ia tak mengerti karna sejak kecil dirinya menikmati uang Mama Papanya di gunakan hanya bersenang senang bersama teman teman yang hanya menikmati uangnya saja, Ia tidak mempermasalahkan jika dirinya hanya di manfaatkan.
*
Masa lalu selalu akan menjadi cerita usang yang sudah pasti berakhir.Usang,meskipun tetap dikenang-kenang. Masa dimana tidak ada satupun yang dapat kembali seperti semula.Sedangkan masa depan penuh rahasia, masa dimana satupun manusia di muka bumi ini tidak tahu sesuatu yang akan mereka jalani di masa yang akan datang. tapi bukankah kita dapat menentukan pilihan masa depan? Buruk atau baik merupakan pilihan kita seperti halnya dengan takdir. Ya takdir buruk dan takdir baik memang sudah di atur Allah namun menjadi pilihan kita ingin mengambil takdir yang mana. Kehidupan dunia tak dapat kita tebak, kata orang " kehidupan berputar seperti roda" Ada seorang yang dibawah tiba tiba berada di atas ada pula yang tadinya di atas tiba tiba turun kebawah itulah ciri khas penghuni dunia yang telah di tentukan Allah sang pencipta dengan mudah membolak balikkan sesuatu begitu juga dengan seseorang dengan mudah Allah membolak balikkan hatinya, orang jahat belum tentu jahat selamanya sebaliknya orang baik belum tentu baik selamanya. Jika Allah berkendak apapun terjadi karna bagi -Nya tidak ada yang tidak mungkin ketika Hidayah diberikan. " belum dapat hidayah" salah satu ungkapan yang pernah di dengar Qilla. Menurut gadis bertubuh tinggi itu Hidayah bukanlah di tunggu kedatangannya tapi harus di jemput ketika sinyal hidayah mulai terlihat karna hidayah begitu berharga.
Dirinya bersyukur di antara banyaknya orang yang di beri hidayah hadiah terindah dari tuhan Ia menjadi salah satu bagian orang yang mendapatkan hadiah istimewa itu.
Qilla tidak pernah dan tak akan pernah melupakan masa buruknya di masa lalu. Keburukannya di masa lalu di jadikannya pelajaran, " tidak akan mengulangi kembali bahkan akan menjadi orang baik" itulah janji Qilla pada Bi Yanti dua hari lalu Dalam pelukan hangat di antara mereka. Selama ini doa terus di panjatkan Bi Yanti tanpa henti wanita itu meminta pada Allah agar Qilla menjadi orang yang baik, terhitung selama belasan tahun tiada henti berdoa kini Allah mengabulkan permohonan Bi Yanti.
Jika di ingat ingat, Qilla sangat malu saat memori ingatannya kembali ke masa lampau masa yang sudah Ia jalani bertahun tahun.
Malam itu Qilla dan teman temannya nongkrong di salah satu kafe di jakarta. Disana mereka berfoya foya, juga berpesta menikmati apapun yang tersedia di kafe itu. Qilla sangat menikmati Kesenangan sementara itu sampai pagi. Bukan karna kafe tidak tutup tapi tempat makan itu telah di sewa oleh Qilla dengan bayaran mahal. Kebiasaan Qilla ketika itu setelah pulang sekolah langsung main bersama teman pulang sore hanya mengantikan pakaian malamnya Ia lanjutkan lagi bersama teman temannya, hal itu terus Ia lakukan sampai menginjak di bangku SMA kelas sepuluh. Selama ini pula orang tuanya tidak tahu jika anaknya itu selalu pulang subuh, tak ada perhatian yang mereka berikan hanya Bi Yanti yang rela menunggu dirinya pulang, hanya Bi Yanti yang memperdulikan dirinya.
" Jam berapa sih ini? Udah haus aja" ucap Qilla terbangun dari tidurnya. Pandangannya melirik pada jam alarm, jarum panjangnya menunjuk ke angka empat sedangkan jarum pendek menunjuk ke angka dua Saat di hitung ke 24 jam maka waktu sudah menunjukkan pukul 02: 20 WIB. Tenggorokan kering Qilla terbangun karna haus tengah malam membuat Qilla tak ingin berlama lama di kamar. Dapur tujuan dirinya melangkah
Melewati kamar Bi Yanti langkahnya terhenti, tanpa sengaja Ia memperhatikan wanita yang menyayanginya berdoa untuknya
" Ya Allah jadikanlah Non Qilla anak yang baik, anak yang berbakti pada orang tua, anak yang bermanfaat, lembutkan hatinya berilah dia kebahagian engkaulah yang maha pengasih, engkau maha penyayang. Engkaulah yang dapat membolak balikkan hati seseorang Ya Allah. Kabulkan doa hamba" Doa itu di abaikannya tak memperdulikan keinginan Bi Yanti dirinya beranjak pergi ke tujuan awal.
" Non Qilla? Non Qilla " lambaian tangan Bi Yanti di depan matanya memudarkan lamunan Qilla. Ia tersadar dari ingatannya yang terbang ke masa labilnya dulu.
" Ehh Iya Bi, kenapa? " Tanya Qilla menoleh pandangan ke Bi Yanti.
" harusnya Bibi yang tanya Non Qilla kenapa? "
"Qilla gapapa kok. Oiya Bi Qilla ke kamar dulu ya, pengen ngerjain PR "
" Iya Non, Bibi juga mau masak " jawab Bi Yanti tersenyum.
Rasa syukur masih terucap di bibir Qilla, memuji Tuhannya karna sudah mengirimkan orang yang sangat mencintainya dengan tulus setidaknya Ia mendapatkan apa yang Ia inginkan selama ini tapi tak dapat di bohongi Ia masih mengharapkan kasih sayang Mama dan Papanya. Dalam bisu kediaman Ia beepikir seandainya Bi Yanti tidak hadir dalam hidupnya dirinya tidak tahu akan jadi seperti apa kehidupannya. Mungkin saja bisa lebih buruk dari apa yang di bayangkannya.(BERSAMBUNG)
Kembali Ke halaman sebelumnya ke Halaman Berikutnya
**
Qilla terdiam memperhatikan orang tuanya yang selalu sibuk setiap hari termasuk hari minggu dimana pada umumnya seorang pekerja di liburkan namun tidak untuk Mama dan Papanya meski hari libur mereka tetap bekerja di rumah. Tak heran jika Ia sangat iri pada teman temannya bagaimana tidak, orang tuanya itu selalu pergi pagi, pulang malam. Tidak ada waktu untuk berkumpul, tidak ada waktu untuk bercerita, bahkan untuk jalan jalan saja mereka tidak ada waktu. Mengapa yang di pikirkan Mama dan Papa cuma kerja dan harta? Apa mereka pikir bahagia dengan semua ini? Begitulah pertanyaan yang di ucapkan Qilla dalam hatinya saat Ia mengitip Papanya di balik pintu yang terbuka kecil.
Ya.. Mungkin saja apa yang dipikirkan Qilla benar, jika orang tuanya seolah gila harta apalagi Papanya sangat semangat bekerja tanpa henti mengumpul harta yang pada hakikatnya harta tidak akan di bawa mati. Mirisnya lagi sepasang suami istri itu meninggalkan kewajibannya sebagai muslim hanya untuk memperoleh kesenangan duniawi, shalat salah satu kewajiban yang sengaja di tinggalkan. Acuh dan tidak memperdulikan panggilan dari sang pencipta itulah yang di lakukan orang tua Qilla.
" Mah, Pah kita sebagai muslim wajib shalat, amal pertama Kali yang di hisab di akhirat nanti itu Shalat." Nasehat Qilla tadi malam ketika mengajak orang tuanya shalat berjamaah, tapi ajakan itu di tolak Mama dan Papanya dengan alasan masih banyak kerjaan yang harus di selesaikan.
Pendidikan agama sangatlah penting dari pendidikan dunia tak ada satupun orang tuanya mengajarkan dirinya tentang ilmu agama sejak kecil cara shalat dan wudhu pun Ia tak mengerti karna sejak kecil dirinya menikmati uang Mama Papanya di gunakan hanya bersenang senang bersama teman teman yang hanya menikmati uangnya saja, Ia tidak mempermasalahkan jika dirinya hanya di manfaatkan.
*
Masa lalu selalu akan menjadi cerita usang yang sudah pasti berakhir.Usang,meskipun tetap dikenang-kenang. Masa dimana tidak ada satupun yang dapat kembali seperti semula.Sedangkan masa depan penuh rahasia, masa dimana satupun manusia di muka bumi ini tidak tahu sesuatu yang akan mereka jalani di masa yang akan datang. tapi bukankah kita dapat menentukan pilihan masa depan? Buruk atau baik merupakan pilihan kita seperti halnya dengan takdir. Ya takdir buruk dan takdir baik memang sudah di atur Allah namun menjadi pilihan kita ingin mengambil takdir yang mana. Kehidupan dunia tak dapat kita tebak, kata orang " kehidupan berputar seperti roda" Ada seorang yang dibawah tiba tiba berada di atas ada pula yang tadinya di atas tiba tiba turun kebawah itulah ciri khas penghuni dunia yang telah di tentukan Allah sang pencipta dengan mudah membolak balikkan sesuatu begitu juga dengan seseorang dengan mudah Allah membolak balikkan hatinya, orang jahat belum tentu jahat selamanya sebaliknya orang baik belum tentu baik selamanya. Jika Allah berkendak apapun terjadi karna bagi -Nya tidak ada yang tidak mungkin ketika Hidayah diberikan. " belum dapat hidayah" salah satu ungkapan yang pernah di dengar Qilla. Menurut gadis bertubuh tinggi itu Hidayah bukanlah di tunggu kedatangannya tapi harus di jemput ketika sinyal hidayah mulai terlihat karna hidayah begitu berharga.
Dirinya bersyukur di antara banyaknya orang yang di beri hidayah hadiah terindah dari tuhan Ia menjadi salah satu bagian orang yang mendapatkan hadiah istimewa itu.
Qilla tidak pernah dan tak akan pernah melupakan masa buruknya di masa lalu. Keburukannya di masa lalu di jadikannya pelajaran, " tidak akan mengulangi kembali bahkan akan menjadi orang baik" itulah janji Qilla pada Bi Yanti dua hari lalu Dalam pelukan hangat di antara mereka. Selama ini doa terus di panjatkan Bi Yanti tanpa henti wanita itu meminta pada Allah agar Qilla menjadi orang yang baik, terhitung selama belasan tahun tiada henti berdoa kini Allah mengabulkan permohonan Bi Yanti.
Jika di ingat ingat, Qilla sangat malu saat memori ingatannya kembali ke masa lampau masa yang sudah Ia jalani bertahun tahun.
Malam itu Qilla dan teman temannya nongkrong di salah satu kafe di jakarta. Disana mereka berfoya foya, juga berpesta menikmati apapun yang tersedia di kafe itu. Qilla sangat menikmati Kesenangan sementara itu sampai pagi. Bukan karna kafe tidak tutup tapi tempat makan itu telah di sewa oleh Qilla dengan bayaran mahal. Kebiasaan Qilla ketika itu setelah pulang sekolah langsung main bersama teman pulang sore hanya mengantikan pakaian malamnya Ia lanjutkan lagi bersama teman temannya, hal itu terus Ia lakukan sampai menginjak di bangku SMA kelas sepuluh. Selama ini pula orang tuanya tidak tahu jika anaknya itu selalu pulang subuh, tak ada perhatian yang mereka berikan hanya Bi Yanti yang rela menunggu dirinya pulang, hanya Bi Yanti yang memperdulikan dirinya.
" Jam berapa sih ini? Udah haus aja" ucap Qilla terbangun dari tidurnya. Pandangannya melirik pada jam alarm, jarum panjangnya menunjuk ke angka empat sedangkan jarum pendek menunjuk ke angka dua Saat di hitung ke 24 jam maka waktu sudah menunjukkan pukul 02: 20 WIB. Tenggorokan kering Qilla terbangun karna haus tengah malam membuat Qilla tak ingin berlama lama di kamar. Dapur tujuan dirinya melangkah
Melewati kamar Bi Yanti langkahnya terhenti, tanpa sengaja Ia memperhatikan wanita yang menyayanginya berdoa untuknya
" Ya Allah jadikanlah Non Qilla anak yang baik, anak yang berbakti pada orang tua, anak yang bermanfaat, lembutkan hatinya berilah dia kebahagian engkaulah yang maha pengasih, engkau maha penyayang. Engkaulah yang dapat membolak balikkan hati seseorang Ya Allah. Kabulkan doa hamba" Doa itu di abaikannya tak memperdulikan keinginan Bi Yanti dirinya beranjak pergi ke tujuan awal.
" Non Qilla? Non Qilla " lambaian tangan Bi Yanti di depan matanya memudarkan lamunan Qilla. Ia tersadar dari ingatannya yang terbang ke masa labilnya dulu.
" Ehh Iya Bi, kenapa? " Tanya Qilla menoleh pandangan ke Bi Yanti.
" harusnya Bibi yang tanya Non Qilla kenapa? "
"Qilla gapapa kok. Oiya Bi Qilla ke kamar dulu ya, pengen ngerjain PR "
" Iya Non, Bibi juga mau masak " jawab Bi Yanti tersenyum.
Rasa syukur masih terucap di bibir Qilla, memuji Tuhannya karna sudah mengirimkan orang yang sangat mencintainya dengan tulus setidaknya Ia mendapatkan apa yang Ia inginkan selama ini tapi tak dapat di bohongi Ia masih mengharapkan kasih sayang Mama dan Papanya. Dalam bisu kediaman Ia beepikir seandainya Bi Yanti tidak hadir dalam hidupnya dirinya tidak tahu akan jadi seperti apa kehidupannya. Mungkin saja bisa lebih buruk dari apa yang di bayangkannya.(BERSAMBUNG)
Kembali Ke halaman sebelumnya ke Halaman Berikutnya
Komentar