APRESIASI SASTRA
HOME ARTIKEL RUANG BELAJAR APRESIASI HIKMAH NGAJI
PUISI-PUISI RENUNGAN HATI
MAGHRIB
mulyanto,TE
begitu deras hujan mengucur seakan langit terkoyak luka
air menyentuh bumi berlari menjemput mata kaki.
Aku meluruh luluh oleh sepi dan gemetar jantung takut murkaMu.
Sementara orang-orang bergumam telah lebih dulu membenci keramaian.
Mereka saling berbisik dalam bisu,
menyembunyikan masa lalu di tas punggungnya
matanya berteriak kepadaku :”Aku tak membawa apa-apa...!”
begitu deras hujan memalu atap seng di atas kepala
berirama renyah tertawa
dan kilat menimpali dengan bentakan-bentakan keras
memelintir telinga
mengunci mati bibir
mengelu lidah
membedaki wajah-wajah dengan warna pasi
marahkah Tuhan?
Ataukah alam yang tersakiti ingin membalas manusia yang tak tahu budi?
Kulihat angin bergumam berbisik pelan
mengiring titik-titik hujan
mengetuk jendela kaca
tik...tik....tok....tik....tok...
Saat orang-orang berlari berteduh tergesa
Tuhan maafkan aku yang berpura-pura kaya
memberiMu sebidang dada yang tidak mampu memiliki apa-apa.
Selain air mata yang mengalir deras tanpa alasan
kecuali banyaknya dosa yang telah kulakukan
Gajah Mati,5 Maret 2020
Lebih banyak lagi puisi>>>
PUISI-PUISI RENUNGAN HATI
MAGHRIB
mulyanto,TE
begitu deras hujan mengucur seakan langit terkoyak luka
air menyentuh bumi berlari menjemput mata kaki.
Aku meluruh luluh oleh sepi dan gemetar jantung takut murkaMu.
Sementara orang-orang bergumam telah lebih dulu membenci keramaian.
Mereka saling berbisik dalam bisu,
menyembunyikan masa lalu di tas punggungnya
matanya berteriak kepadaku :”Aku tak membawa apa-apa...!”
begitu deras hujan memalu atap seng di atas kepala
berirama renyah tertawa
dan kilat menimpali dengan bentakan-bentakan keras
memelintir telinga
mengunci mati bibir
mengelu lidah
membedaki wajah-wajah dengan warna pasi
marahkah Tuhan?
Ataukah alam yang tersakiti ingin membalas manusia yang tak tahu budi?
Kulihat angin bergumam berbisik pelan
mengiring titik-titik hujan
mengetuk jendela kaca
tik...tik....tok....tik....tok...
Saat orang-orang berlari berteduh tergesa
Tuhan maafkan aku yang berpura-pura kaya
memberiMu sebidang dada yang tidak mampu memiliki apa-apa.
Selain air mata yang mengalir deras tanpa alasan
kecuali banyaknya dosa yang telah kulakukan
Gajah Mati,5 Maret 2020
Lebih banyak lagi puisi>>>
Komentar